Kabar gembira datang dari Negeri Tirai Bambu! China baru saja menuntaskan tahap pertama pembangunan Pusat Data Bawah Laut China (Underwater Data Center atau UDC) di Shanghai. Ini bukan sekadar proyek biasa, lho.
Inovasi canggih dari Shanghai Hailanyun Technology ini membuka jalan bagi masa depan infrastruktur digital yang lebih ramah lingkungan dan super hemat energi. Penasaran bagaimana caranya? Yuk, kita telusuri lebih lanjut!
Mengapa Pusat Data Bawah Laut Begitu Penting untuk Masa Depan?
Anda mungkin bertanya, kenapa harus repot-repot membangun pusat data di bawah laut? Ternyata, ada alasan kuat di baliknya. Ide ini muncul sebagai jawaban atas tantangan konsumsi energi dan air yang sangat tinggi oleh pusat data konvensional.
Manfaat Lingkungan dan Ekonomi yang Tak Main-Main
Pusat data tradisional memerlukan sistem pendingin yang memakan banyak energi dan air. Nah, dengan UDC ini, ceritanya jadi beda!
- Hemat Biaya Pendinginan: UDC di Lin-gang, Shanghai ini diprediksi bisa mengurangi biaya pendinginan hingga 10% saja. Bandingkan dengan pusat data konvensional yang bisa menghabiskan 50% biaya operasional hanya untuk pendingin!
- Ramah Lingkungan: Tidak perlu lagi air tawar untuk pendinginan. Cukup pakai air laut. Ini adalah terobosan teknologi hijau yang patut diacungi jempol.
Ditenagai Angin, Didinginkan Laut: Kecanggihan di Lin-gang, Shanghai
Proyek ambisius ini berlokasi di Lin-gang, Shanghai, sebuah kawasan yang memang dipersiapkan untuk menjadi pusat inovasi.
Investasi Besar untuk Kapasitas Maksimal
Tahap pertama UDC ini menelan biaya sekitar RMB 1,6 miliar atau setara dengan Rp 3,5 triliun (kurs saat ini). Kapasitasnya saat ini mencapai 2,3 MW, namun ada rencana untuk meningkatkannya hingga 24 MW di tahap berikutnya. Ini menunjukkan keseriusan China dalam mengembangkan teknologi ini.
Bagaimana Sistem Pendingin Bawah Laut Bekerja?
Uniknya, UDC ini sepenuhnya mengandalkan tenaga listrik dari kincir angin lepas pantai berkapasitas 24 MW. Jadi, listriknya bersih dan terbarukan! Ditambah lagi, sistem pendinginnya memanfaatkan suhu dingin alami air laut. Ini bukan hanya hemat energi, tapi juga mengurangi jejak karbon secara signifikan. Bukankah ini solusi cerdas?
Visi Shanghai sebagai Kota Pintar dan Target Ambisius China
Pembangunan Pusat Data Bawah Laut China ini bukan sekadar proyek lepas. Ini adalah bagian integral dari visi besar pemerintah.
Mendorong Transformasi Digital Kota Shanghai
Shanghai tengah berupaya keras mewujudkan dirinya sebagai kota pintar (smart city) yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI) dan pemrosesan data skala besar. UDC ini akan menjadi tulang punggung bagi semua sistem tersebut, memastikan data bisa diolah dengan cepat dan efisien.
Target Daya Pemrosesan 200 ExaFLOPS pada 2027
Pemerintah China memiliki target yang sangat ambisius: mencapai daya pemrosesan hingga 200 exaFLOPS pada tahun 2027. UDC ini diharapkan bisa menjadi salah satu kontributor utama untuk mencapai tujuan tersebut, sekaligus mendukung inisiatif nasional dalam mengurangi konsumsi energi dan air dalam operasi digital.
Secara keseluruhan, Pusat Data Bawah Laut China di Shanghai ini adalah bukti nyata komitmen China terhadap inovasi dan keberlanjutan. Dengan menggabungkan teknologi canggih dan sumber daya alam, mereka tidak hanya menciptakan solusi hemat biaya, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan transformasi digital yang lebih hijau dan efisien. Sebuah langkah maju yang patut kita perhatikan!
