Siapa sangka, di tengah forum bergengsi para pemimpin ekonomi APEC di Gyeongju, Korea Selatan, Presiden Prabowo Subianto melontarkan sebuah istilah yang langsung menarik perhatian: “Serakahnomics”. Istilah ini bukan sekadar kata-kata biasa, melainkan sebuah peringatan keras tentang bahaya ekonomi yang digerakkan oleh keserakahan, yang menurutnya menjadi penghambat utama pertumbuhan sejati dan merusak sendi-sendi keadilan dunia.
Jadi, apa sebenarnya inti pesan Prabowo di APEC ini? Dan mengapa kita semua perlu tahu tentang “Serakahnomics”?
Apa Itu “Serakahnomics” dan Mengapa Ini Sangat Berbahaya?
Mungkin kita sering mendengar tentang ekonomi, investasi, atau perdagangan. Tapi “Serakahnomics” ini punya makna yang lebih dalam dan mengkhawatirkan. Menurut Presiden Prabowo, ini adalah cerminan dari keserakahan yang menjelma dalam berbagai bentuk, mulai dari korupsi, penyelundupan, penipuan, hingga ekonomi gelap lintas negara.
Ancaman di Balik Keserakahan Ekonomi
Bayangkan saja, ketika segelintir orang atau kelompok hanya fokus pada keuntungan pribadi tanpa peduli dampaknya pada masyarakat luas. Nah, itulah yang disebut sebagai manifestasi dari Serakahnomics.
- Korupsi: Merusak kepercayaan publik dan menghambat pembangunan.
- Penyelundupan & Penipuan: Merugikan negara dan menciptakan persaingan tidak sehat.
- Ekonomi Gelap Lintas Negara: Menjadi sarang kejahatan transnasional yang sulit diberantas.
Tentu saja, hal-hal seperti ini tidak hanya terjadi di satu negara, melainkan sudah menjadi ancaman global.
Indonesia Melawan, Dunia Harus Ikut
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia sendiri sedang berjuang habis-habisan melawan praktik-praktik “Serakahnomics” ini. “Kami di ekonomi Indonesia sedang berjuang melawan korupsi, melawan penipuan, dan melawan greed economies—ekonomi serakah, yang menahan pertumbuhan sejati,” ujarnya. Ini menunjukkan komitmen kuat Indonesia untuk menciptakan ekonomi yang lebih adil dan transparan. Bukankah ini patut didukung?
Membangun Kembali Kepercayaan di Asia-Pasifik
Selain fokus pada bahaya keserakahan, Prabowo di APEC juga menyoroti kondisi global yang sedang tidak baik-baik saja: meningkatnya ketegangan dan menurunnya rasa saling percaya antarnegara. Ini jelas membahayakan stabilitas ekonomi.
Jangan Biarkan Perpecahan Merusak
“Asia-Pasifik tidak boleh menerima perpecahan sebagai takdirnya,” tegas Prabowo. Pesan ini penting, mengingatkan kita bahwa kawasan ini memiliki potensi besar yang bisa rusak jika terus-menerus diliputi kecurigaan dan ketakutan. APEC didirikan dengan keyakinan pada pertumbuhan ekonomi inklusif dan kerja sama lintas batas yang adil. Prinsip ini tidak boleh pudar!
Komitmen Kuat Indonesia pada Perdagangan Multilateral Adil
Indonesia, melalui Presiden Prabowo, menegaskan kembali komitmennya terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai intinya. Tujuannya jelas: agar semua pihak bisa bersaing di “gelanggang yang setara”.
Sebab, pertumbuhan ekonomi yang hanya menguntungkan segelintir pihak justru akan melahirkan ketimpangan dan memicu konflik. “Pertumbuhan yang menyingkirkan adalah pertumbuhan yang memecah belah,” katanya. Jadi, inklusivitas dan keberlanjutan harus menjadi kompas kita bersama.
Kunci Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan
Pesan utama Prabowo Serakahnomics APEC tidak hanya tentang peringatan, tapi juga tentang solusi. Bagaimana caranya agar ekonomi bisa tumbuh tapi tetap adil dan bermanfaat untuk semua?
Manfaat Ekonomi Untuk Semua, Bukan Hanya Elite
Prabowo menekankan bahwa manfaat perdagangan dan investasi harus bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir elite. Ini berarti, tak boleh ada satu pun ekonomi atau kelompok masyarakat yang tertinggal.
Kolaborasi publik-swasta juga harus berpusat pada manusia (people-centered cooperation), bukan cuma mengejar keuntungan semata. Mengapa? Karena hanya dengan begitu, kita bisa memastikan pembangunan yang benar-benar berkelanjutan.
Peran UMKM dan Koperasi ala Indonesia
Bagaimana praktiknya? Presiden Prabowo memberi contoh dari Indonesia. Memberdayakan usaha kecil melalui akses digital dan finansial sangat penting agar mereka bisa terintegrasi dalam rantai nilai global. Di Indonesia, prinsip ini sudah diterapkan melalui program nasional yang memperkuat koperasi dan pelaku usaha kecil.
“Kami memberdayakan UMKM, membangun ribuan koperasi, dan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil peran lebih besar dalam ekonomi,” jelasnya. Ini adalah bukti nyata bahwa pertumbuhan inklusif itu bukan cuma teori, tapi bisa diwujudkan.
Tantangan Lintas Batas yang Membutuhkan Solidaritas Global
Terakhir, Prabowo Serakahnomics APEC juga menyoroti tantangan-tantangan yang sifatnya lintas batas negara dan memerlukan solidaritas global.
Narkotika dan Kejahatan Transnasional: Ancaman Nyata
“Kita menghadapi tantangan besar: korupsi, penyelundupan, penipuan, dan kita membutuhkan kerjasama global di antara komunitas APEC,” kata Prabowo. Apalagi jika bicara soal narkotika, yang disebutnya sebagai ancaman serius bagi stabilitas dan masa depan bangsa karena sifatnya yang transnasional. Kita tidak bisa menghadapinya sendirian, bukan?
Pentingnya Kerja Sama Multilateral
Presiden Prabowo menyerukan kerja sama multilateral untuk melawan kejahatan lintas negara seperti pencucian uang, perdagangan manusia, hingga narkoba yang merusak fondasi ekonomi dunia. “Kita harus bekerja sama secara multilateral. Kita tidak bisa mengatasi bahaya ini sendirian,” tegasnya.
Jadi, pesan Prabowo di APEC ini jelas: dunia membutuhkan lebih dari sekadar pertumbuhan ekonomi, tapi juga pertumbuhan yang jujur, adil, inklusif, dan berkelanjutan. “Serakahnomics” adalah musuh bersama yang harus kita hadapi dengan solidaritas dan kerja sama. Semoga pesan ini menjadi pengingat penting bagi kita semua.
