Timnas Indonesia Didukung Arhan Meski Tak Dipanggil Kluivert

Timnas Indonesia

Asean.or.idJakarta, 1 Oktober 2025 – Pratama Arhan, bek kiri berbakat yang kini memperkuat Bangkok United, menyampaikan dukungan penuh untuk Timnas Indonesia meskipun namanya tidak masuk dalam skuad Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pelatih Patrick Kluivert memanggil 28 pemain untuk menghadapi Arab Saudi dan Irak di Grup B, tetapi tidak menyertakan Arhan dan rekan setimnya, Asnawi Mangkualam. Meski kecewa, Arhan menunjukkan jiwa besar dengan mendoakan Garuda meraih sukses di ajang internasional ini, menegaskan bahwa tim nasional tetap ada di hatinya.

Keputusan Kluivert untuk mengabaikan Arhan memicu diskusi luas di kalangan penggemar sepak bola Indonesia. Sebagai pemain yang pernah menjadi pilar utama di era Shin Tae-yong, absennya Arhan dari Timnas Indonesia menimbulkan tanda tanya besar. Namun, sikap positifnya menjadi sorotan, mencerminkan dedikasi seorang pemain muda yang tetap setia mendukung tim meski tidak dipanggil. Oleh karena itu, pernyataannya menjelang laga Bangkok United kontra Persib Bandung menjadi bukti semangat nasionalismenya yang tak pudar.

Pernyataan Arhan tentang Panggilan Timnas Indonesia

Dalam wawancara jelang pertandingan klubnya, Pratama Arhan secara terbuka mengungkapkan harapannya untuk kembali membela Timnas Indonesia. “Saya berharap bisa dipanggil lagi, tapi kali ini saya belum berjodoh. Saya ingin menyampaikan dukungan penuh untuk Timnas Indonesia,” ujarnya, seperti dikutip dari situs resmi Bangkok United. Nada optimisnya menunjukkan kedewasaan dalam menghadapi situasi sulit, yang membuatnya mendapat pujian dari suporter.

Arhan melanjutkan, “Timnas Indonesia akan bertarung di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia. Meski saya tidak masuk skuad, saya doakan tim bisa sukses dan melaju ke babak berikutnya.” Pernyataan ini tidak hanya mencerminkan dukungannya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pemain muda lainnya. Dengan demikian, Arhan menunjukkan bahwa loyalitasnya terhadap Garuda tidak bergantung pada kehadirannya di lapangan. Ia berharap tim bisa mewujudkan mimpi besar lolos ke Piala Dunia 2026, sebuah prestasi yang akan menjadi sejarah bagi sepak bola Indonesia.

Pemain berusia 23 tahun ini dikenal karena mentalitas juangnya yang tinggi. Meski tidak dipanggil, ia tetap berlatih keras di klubnya untuk menjaga performa. Selain itu, Arhan aktif memberikan semangat melalui media sosial, menjadikannya figur teladan bagi penggemar sepak bola Tanah Air.

Era Shin Tae-yong dan Peran Arhan di Timnas Indonesia

Sebelum Patrick Kluivert mengambil alih, Pratama Arhan adalah sosok kunci di Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong. Dari 2019 hingga akhir 2024, ia menjadi bek kiri utama, tampil dalam berbagai ajang seperti Piala AFF dan kualifikasi Piala Dunia. Penampilan terakhirnya bersama Garuda terjadi pada 21 Desember 2024 di Piala AFF, di mana ia menunjukkan performa solid.

Selama era Shin Tae-yong, Arhan dikenal karena kemampuannya mencetak gol krusial dan memberikan assist penting. Misalnya, umpan silangnya yang akurat sering menjadi senjata ampuh dalam serangan balik. Ia juga kerap mengisi peran sebagai pemimpin di antara pemain muda, memberikan motivasi di ruang ganti. Oleh karena itu, absennya Arhan dari skuad Kluivert dianggap sebagai keputusan yang mengejutkan, terutama karena ia sedang dalam performa puncak di liga Thailand.

Pemecatan Shin Tae-yong pada Januari 2025 dan pengangkatan Kluivert sebagai pelatih mengubah dinamika Timnas Indonesia. Kluivert membawa pendekatan lebih defensif, mengutamakan pemain berpengalaman ketimbang talenta muda seperti Arhan. Keputusan ini menuai kritik, karena banyak yang menilai Arhan dan Asnawi adalah aset penting untuk masa depan tim.

Kontroversi Pemilihan Skuad oleh Kluivert

Keputusan Patrick Kluivert untuk tidak memanggil Arhan dan Asnawi Mangkualam ke Timnas Indonesia telah menjadi topik panas di media sosial. Kedua pemain ini, yang berkarier di liga Thailand, dikenal sebagai duet tangguh di lini belakang. Arhan di sisi kiri dan Asnawi di sisi kanan sering kali menciptakan keseimbangan dalam permainan tim. Dengan demikian, absennya mereka di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia, yang dimulai awal Oktober 2025, memunculkan kekhawatiran akan kekuatan lini belakang Garuda.

Grup B, yang mencakup Arab Saudi dan Irak, merupakan tantangan berat bagi Timnas Indonesia. Hanya dua tim teratas yang akan lolos ke babak berikutnya, sehingga setiap laga menjadi krusial. Tanpa Arhan, Kluivert harus mengandalkan bek kiri alternatif yang kurang berpengalaman, yang berpotensi melemahkan pertahanan tim. Selain itu, absennya Arhan dan Asnawi juga memengaruhi dinamika tim, karena keduanya dikenal sebagai pemain yang mampu memotivasi rekan-rekannya.

Kluivert membela pilihannya dengan menyatakan bahwa ia memilih pemain berdasarkan kesesuaian taktik dan kondisi fisik. Namun, keputusan ini dianggap kontroversial, terutama karena Arhan baru saja menunjukkan performa impresif di Bangkok United. Oleh karena itu, banyak analis mempertanyakan apakah strategi Kluivert akan membuahkan hasil atau justru melemahkan tim.

Dukungan Arhan dari Luar Lapangan

Meski tidak masuk skuad, Pratama Arhan tetap menjadi pendukung setia Timnas Indonesia. Ia berjanji akan mengikuti setiap pertandingan melalui siaran langsung dan memberikan semangat melalui platform daring. “Garuda selalu di hati saya. Saya doakan mereka bisa mencetak sejarah di Piala Dunia 2026,” katanya dengan penuh semangat. Pernyataan ini memicu gelombang dukungan dari suporter, dengan tagar #ArhanToGaruda menjadi tren di media sosial.

Kasus Arhan mencerminkan tantangan yang dihadapi Timnas Indonesia dalam masa transisi pelatih. Setelah kesuksesan Shin Tae-yong membawa tim ke level kompetitif di Asia Tenggara, Kluivert diharapkan melanjutkan momentum tersebut. Namun, perubahan drastis dalam pemilihan pemain bisa menjadi risiko. Misalnya, jika hasil buruk terjadi di Ronde 4, tekanan terhadap Kluivert akan meningkat, dan Arhan berpotensi kembali dipanggil.

Suporter Garuda juga menunjukkan solidaritas mereka terhadap Arhan. Banyak yang memuji sikapnya yang tetap rendah hati dan mendukung tim meski tidak dipilih. Dengan demikian, Arhan tidak hanya menjadi pemain, tetapi juga simbol semangat nasionalisme dalam sepak bola Indonesia.

Harapan ke Depan untuk Arhan dan Timnas Indonesia

Ke depan, Pratama Arhan akan terus fokus pada performanya di Bangkok United, dengan harapan kembali mendapat panggilan ke Timnas Indonesia. Ia yakin bahwa kerja kerasnya di klub akan membuka pintu untuk kembali membela Garuda. Sementara itu, PSSI perlu mengevaluasi strategi pemilihan pemain untuk memastikan keseimbangan antara pengalaman dan potensi muda.

Timnas Indonesia memiliki peluang besar untuk mencetak sejarah di Piala Dunia 2026, tetapi itu membutuhkan kerja sama antara pelatih, pemain, dan federasi. Oleh karena itu, publik berharap Kluivert mempertimbangkan kembali talenta seperti Arhan untuk memperkuat tim. Arhan menutup pernyataannya dengan pesan inspiratif: “Terus berjuang, Garuda. Kami di luar sana selalu mendukung.”

Kisah Arhan mengajarkan bahwa sepak bola bukan hanya tentang bermain di lapangan, tetapi juga tentang semangat dan dedikasi di luar sana. Dengan dukungan seperti ini, Timnas Indonesia memiliki motivasi tambahan untuk berjuang di kualifikasi Piala Dunia, membawa harapan seluruh bangsa menuju panggung dunia.