Tarif Baru Trump Ancam IHSG? Waspadai Dana Asing Kabur!

Tarif Baru Trump Ancam IHSG? Waspadai Dana Asing Kabur!

Wah, kabar dari Amerika Serikat bikin jantung investor deg-degan nih! Presiden Trump dikabarkan bakal menerapkan tarif baru ke produk-produk China, dan ini langsung jadi sorotan utama pasar global. Kira-kira, bagaimana ya dampak tarif Trump ke IHSG kita? Jangan sampai dana asing malah kabur dari pasar saham domestik!

Menurut Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah, faktor eksternal ini berpotensi memicu aksi profit taking yang cukup besar. Jadi, para pelaku pasar perlu ekstra hati-hati di pekan ini.

Tarif Baru Trump ke China: Kenapa Bikin IHSG Was-was?

Keputusan Donald Trump untuk memberlakukan tarif impor baru ke produk China bukan sekadar kebijakan biasa. Ini bisa jadi pemicu ketegangan perdagangan yang lebih besar antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut. Kalau ketegangan ini memanas, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global juga ikut meningkat.

Nah, saat ekonomi global dihantam ketidakpastian, investor cenderung mencari ‘tempat berlindung’ yang aman. Salah satu yang paling dicari adalah emas. Ini juga bisa berarti mereka menarik dananya dari pasar saham, termasuk dari Indonesia.

Hari Rachmansyah menyarankan, “IHSG diprediksi berpotensi koreksi menguji support di 8.150 dengan resistance terdekat 8.272. Pelaku pasar disarankan bersikap defensif, fokus pada saham berfundamental kuat, dan menerapkan strategi buy on weakness secara selektif.”

IHSG Pekan Lalu: Sempat Pesta, Kini Waspada

Menariknya, sebelum kabar tarif Trump ini mencuat, IHSG kita sempat tampil perkasa lho! Sepanjang pekan lalu (6–10 Oktober 2025), IHSG berhasil menguat dan bahkan mencetak rekor tertinggi (ATH) baru di level 8.272. Pencapaian ini sebetulnya menunjukkan optimisme investor domestik terhadap prospek ekonomi domestik di tengah gejolak global.

Meskipun ada penjualan bersih (net sell) asing sekitar Rp1,3 triliun, pasar saham domestik kita masih sanggup menahan gempuran itu. Kuatnya minat beli investor lokal, terutama pada saham-saham ‘konglomerat’ seperti RAJA, TINS, CUAN, dan CDIA, berhasil menyeimbangkan tekanan jual tersebut.

Intip Sentimen Global dan Domestik: Apa Saja yang Menggerakkan Pasar?

Situasi Global: Amerika Bergejolak, Pasar Dunia Ikut Terpengaruh

Pekan lalu, pasar saham Amerika Serikat sempat mengalami koreksi cukup tajam. Ini dipicu oleh penutupan pemerintahan (government shutdown) yang menunda rilis data ekonomi penting, serta kekhawatiran akan ancaman tarif impor baru terhadap China. Indeks S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones semua melemah.

Meski sempat mencetak rekor di awal pekan berkat saham teknologi, tekanan jual kembali meningkat. Pekan depan, fokus investor akan beralih ke musim laporan keuangan (earnings season) yang diawali oleh raksasa perbankan seperti Citigroup dan JPMorgan. Ini diharapkan bisa menahan laju koreksi, namun pasar AS secara keseluruhan masih berpotensi melanjutkan pelemahan.

Kabar dari Tanah Air: Ada Peluang di Tengah Tantangan

Dari sisi domestik, ada beberapa kebijakan yang patut dicermati:

  • Pengalihan Dana Pemerintah: Pemerintah berencana mengalihkan sisa dana Rp15 triliun yang belum terserap, khususnya dari BTN, ke Bank Pembangunan Daerah (BPD). Tujuannya untuk memperkuat likuiditas perbankan di daerah.
  • UMKM Mengelola Tambang: Ada kebijakan baru yang membuka peluang bagi koperasi dan UMKM untuk mengelola tambang hingga 2.500 hektar. Ini diharapkan bisa memperluas partisipasi ekonomi masyarakat di sektor sumber daya alam.
  • Smelter ke PT Timah: Pemerintah juga menyerahkan enam smelter beserta aset sitaan negara kepada PT Timah (TINS) sebagai langkah konkret dalam pemberantasan tambang ilegal.

Strategi Cerdas Hadapi Volatilitas IHSG: Tetap Tenang, Tapi Hati-hati!

Dengan adanya potensi tekanan dari tarif baru Trump ke China, bagaimana sebaiknya investor bersikap? Hari Rachmansyah kembali menekankan pentingnya strategi defensif. Hindari panik, tapi tetap waspada dan selektif dalam berinvestasi.

“IHSG berpotensi koreksi menguji support di 8.150 dengan resist terdekat 8.272. Pelaku pasar disarankan bersikap defensif, fokus pada saham berfundamental kuat, serta menerapkan strategi buy on weakness secara selektif,” jelas Hari.

Rekomendasi Saham Pilihan dari Indo Premier Sekuritas untuk Pekan Ini:

Bagi Anda yang ingin mencari peluang di tengah ketidakpastian, berikut beberapa strategi investasi dan rekomendasi saham pilihan:

  1. CDIA: Saham ini mencatat net buy asing Rp536 miliar pekan lalu, menunjukkan minat beli yang solid. Jika bertahan di atas EMA-5, CDIA berpotensi melanjutkan tren naik, didukung sentimen positif dari langkah perusahaan memperkuat kendali pada anak usahanya di sektor pelayaran. (Entry: 2.320, TP: 2.670, SL: 2.140)
  2. ANTM: Dengan net buy asing Rp135 miliar, ANTM didorong sentimen positif dari kenaikan harga emas akibat ketidakpastian global. Ini memberikan peluang penguatan dalam waktu dekat. (Entry: 3.310, TP: 3.600, SL: 3.190)
  3. SSIA: Saham ini mulai menunjukkan perubahan arah ke tren uptrend, didukung minat investor besar dan sentimen positif dari pengembangan proyek kawasan industri Subang Smartpolitan. Proyek ini diharapkan menarik investasi dan meningkatkan kinerja perusahaan. (Entry: 2.090, TP: 2.320, SL: 1.970)

Alternatif Investasi: Lirik Obligasi Yuk!

Di saat volatilitas pasar saham tinggi, instrumen pendapatan tetap seperti obligasi bisa menjadi pilihan menarik. Ini adalah cara untuk mendiversifikasi portofolio dan mencari imbal hasil yang lebih stabil:

  • Obligasi PBS38: Jika Anda mencari imbal hasil maksimal dengan tenor panjang, seri ini menawarkan YTM 6,73% yang kompetitif.
  • Obligasi PBS3: Bagi investor yang lebih mengutamakan fleksibilitas dengan tenor jangka pendek, seri ini dengan YTM 4,62% tetap memberikan peluang menarik.

Jadi, meskipun kabar tarif Trump dan potensi dampak tarif Trump ke IHSG bisa bikin deg-degan, jangan panik. Dengan strategi yang tepat dan pemilihan saham yang cermat, Anda tetap bisa mengelola risiko dan mencari peluang investasi. Tetap pantau perkembangan pasar ya!